Info Daerah. Com -Muratara -Keresahan warga, khususnya di Desa Noman Batu gajah Dan sekitarnya, Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara itu karena kondisi Air Sungai Rupit yang semakin hari semakin Keruh . Hal itu disebabkan hutan yang selama ini sebagai penyangga dan penopang ketersedian air Rupit sudah tidak rimbun lagi, bahkan sudah terambah oleh warga, termasuk pelaku illegal loging Dan penambangan illegal.
Lebih Dari puluhan desa yang terkena dampak aktifitas illegal logging Dan penambagan emas illegal yang mayoritas penduduknya lebih Dari 200 Kepala Keluarga (KK) yang mayoritas sebagai petani Dan menggunakan Air sungai Rupit sangat mengkhawatirkan, jika kondisi hutan terus dirambah, penambangan emas illegal terus beroprasi dan tidak ada tindakan Dari pemerintah Dan aparat penegak hukum maka masyarakat akan semakin sulit untuk menggunakan Air sungai Rupit yang saat ini sudah di katagorikan tidak layak di gunakan, dengan kurangnya resapan air dari hutan di sekitar areal pemukiman warga masyarakat. “Kami minta pemerintah daerah, termasuk dari Kepolisian Resort Polres Muratara Dan polda Sumatra selatan untuk mengambil langka antisipatif terkait perambahan hutan illegal logging Dan penambangan emas illegal di kawasan hutan di desa Noman Dan Desa muara tiku,”Ujar salah seorang warga yang enggan disebut namanya di media ini, Kamis(15/9).
Menurutnya, perambahan hutan (illegal loging) Dan penambangan emas illegal di kawasan hutan noman Dan desa muara tiku Kecamatan rupit Dan kecamatan karang jaya kabupaten Muratara sudah berlangsung bertahun-tahun, tetapi belum ada tindakan persuasive yang dilakukan. “Tolong persoalan ini jangan dibiarkan berlarut-larut, karena kalau air Sungai Rupit kering Dan semakin Hari semakin tidak bisa digunakan oleh warga , maka kami warga biasa mau mengunakan apa supaya bisa mengunakan Air sungai Rupit dan mau cari makan dimana kami,”katanya.
Lanjutnya, aktifitas illegal loging Dan penambangan emas ileggal juga telah merusak beberapa infrastruktur di wilayah perairan sungai Rupit Dan sungai minak kami, seperti infrastruktur jalan dan jembatan. “Mobil yang memuat kayu hasil perambahan hutan tersebut lalulalang setiap hari, akibatnya bukan hanya sedikit jalan desa yang hancur , setiap hari kami hanya menggeluh Dan tak tau sama siapa bisa Minta bantuan ,”Tandasnya..
Jurnalis
putra