Muratara info Daerah.Com Desa Batu gajah masih memegang tegu adat istiadat budaya yang telah turun temurun sejak nenek moyang kalau ada acara nikahan ini wajib sebagai sajian
Pencak Kuntau adalah salah satu gerak seni bela diri yang sudah langka di pelajari. Kabarnya, masih ada beberapa orang di desa ini yang bisa pencak Kuntau tersebut.
Hendra Pencinta kutau mengatakan “Desa batu gajah masih sangat kental adat kuntau, ini adalah seni gerak bela diri tradisional yang sudah sejak lama di kenal di Sumatera Selatan. Kata Kuntau berasal dari bahasa Hokkien yakni Kun Thao yang berarti jalan kepalan atau di terjemahkan sebagai pertempuran seni.
Dari penelusuran literatur sejarah, kemungkinan besar seni gerak ini dibawa oleh para pedagang dari Tiongkok yang kemudian di kembangkan oleh masyarakat melayu. Sebab, Kuntau banyak di pelajari oleh warga pesisir dan aliran sungai di Sumatera Selatan.
“Kuntau itu seni gerak bela diri, dan saat ini masih ada yang mempelajarinya dan kutau ini kalau kita bisa menguasi jurus nya kalau 6 orang bisa kita lawan walaupun kita hanya tangan kosong.jelasnya.
Lanjut ia lagi Hendra Hampir seluruh gerakan tersebut mengandalkan reflek yang membutuhkan ketenangan dan konsentrasi sangat tinggi. Satu serangan yang di lontarkan akan berakibat fatal jika terkena bagian tubuh lawan. Dan lawan <span;>sparing<span;> sendiri, sudah memahami gerakan tersebut kemudian menangkap serangan
yang seketika dapat melumpuhkan bagian tubuh tersebut, dengan cara mematahkan bagian tubuh lawan seketika
mengembangkannya, meski lebih pada gerak seni,” kata Hendra sabtu (17/7/2021).
Pencak kuntau saat ini masih bisa di jumpai di Palembang, OKI, OKU, Semende Muaraenim, Banyuasin, Lahat, Pagaralam, dan Empat Lawang. Kuntau juga di jumpai di tanah Kalimantan selatan. Bahkan Kuntau juga menjadi pencak tradisional di luar negeri . Filipina,thailand, kamboja.
Gerakan pencak silat sebagai tradisi budaya lelulur kini hilang, dan padahal menjadi kebanggaan nusantara. Berbagai even dilakukan hingga pencak silat kini mendunia. Ratusan aliran dan perguruan pencak silat kini semakin sulit di jumpai di Muratara.
Namun, gerakan-gerakan yang di gunakan sebagaian besar adalah gerakan seni tarian, dan lebih mengutamakan keseimbangan gerak tubuh dan jiwa.
Di tahun 2019an di kawasan pedusunan di Di desa batu gajah Kabupaten Muratara masih bisa di jumpai para remaja yang berlatih kuntau di tengah hutan. Dan di rumah ruangan yang sempit.
Latihan itu dilakukan pada malam hari, dan hanya penerangan seadanya. Meski hanya berjumlah kurang dari 10 orang, namun para remaja tersebut di gembleng dengan cepat dan tangkas oleh seorang maha guru yang Tomi sekarang telah tiada(Alm) yang dikenal warga sebagai salah satu pendekar..
Sang pelatih mengajarkan tahapan yang dimulai dengan istilah langkah satu, langkah dua, langkah tiga, dan langkah empat dan seterus nya.
Tidak sekedar jurus atau gerakan saja, tetapi gerak langkah kemudian di praktekkan dalam bentuk serangan,pakai senjata tajam dan juga senjata api., membuang, sambutan dan patahan.
Langkah Empat biasanya di ajarkan jika calon pendekar sudah memahami inti dari gerakan-gerakan Kuntau.tutur nya.
Di singgung masalah tugas ia (hendra) bekerja di perusahaan Dendi Marker sebagai Ex security lapangan dan sudah lama.tutup nya.