MURATARA info Daerah.Com- Batu Gajah begitulah warga menyebut sekumpulan Batu besar yang berada di tengah sugai Rupit dan juga ada di tebing- tebing dekat ruma Warga Lokasinya berada di desa Batu Gajah tak jauh dari Jalan menyeberangi jembatan gantung menuju Pemandian napal manjur.
Nama Watu gajah dalam bahasa jawa yang berarti Batu Gajah itu., karena bila dicermati secara sepintas beberapa bongkah batu besar itu bentuknya memang seperti gajah dengan berbagai posisi dan pose.,Ada yang menelungkup, berdiri, rebahan dan sebagainya. Seolah lengkap dengan mata , telinga dan belalai
Batu-batu yang berwarna hitam itu sendiri letaknya saling berdekatan. Setidaknya ada ribuan Batu besar yang bentuknya mirip gajah disana. Sayang karena rimbunnya semak-semak di sekitar lokasi yang juga menutupi batu-batu itu, dan arus pasang sungai juga ikut mematakan menjadikan bentuk gajah pada batu-batu itu menjadi kurang jelas.
Entah sejak kapan batu-batu itu disebut dengan nama Batu Gajah. Konon, menurut legenda yang ditutur-tinularkan oleh warga setempat, keberadaan Batu gajah ini pada masa lampau ada kaitannya dengan sejarah kesultanan , seorang ulama sakti yang makamnya berada sekitar 700 meter arah Barat dari Batu Gajah di namakan kramat tebing tinggi ,kalang ketau ,masih bayak keramat lain nya., itu bertanda ada ya suatu perdukuhan dan kekuasaan pada zaman kesultanan abdul djalil,sultan hamid,dan siti hamimah.
Kisahnya, Batu Gajah itu merupakan penjelmaan dari pasukan Gajah yang hendak menyeberang Sungai Rupit Dengan kesaktiannya, Sultan menghentikan serangan pasukan gajah itu dan mengutuknya menjadi batu.
Terlepas dari Legenda itu, Batu Gajah ini memang cukup menarik untuk dikunjungi. Apalagi karena letaknya yang berdekatan dengan ruma warga setempat, bila sore hari ada saja warga yang berkerumun di sekitar Batu Gajah. Beberapa diantaranya bercengkerama dengan menduduki batu-batu itu.
Adanya keramat Batu Gajah itu tentunya menjadi banyak tanda Tanya besar “yang cukup menarik perhatian yaitu bagaimana bentuk perhatian pemerintah daerah khusus nya prawisata untuk melestarikan Budaya dan cerita yang telah lama menjadi buah bibir masyarakat tentang adat istiadat yang perna melekat pada zaman nya.
Kepala desa Batu Gajah (Mahbub ) ia menyadari dan melihat potensi wisata yang terpendam itu dan akan membangkit kan sejarah budaya Desa Batu Gajah “dulu terbengkalai begitu saja dan saya berkeinginan untuk mengukir sejarah desa ini dan saya bercita cita ingin membagun sejarah Baru dalam bentuk fisik maupun non fisik”.jelasnya.
Lanjutnya Jalan menuju keramat atau dikatakan lingkar desa menuju persawahan penduduk untuk mengembang kan usaha warga dari peternakan sampai pertanian, konon kata nya persawahan yang ada di keramat sultan.
Itu adalah Bantaran kali sekarang telah perubahan aliran terjadi lah persawahan ,di Buktikan ada nya karang Gane yang ada di aliran sungai sekarang ini tempat ya di ilir pemukiman warga.
“saya harap kepada warga untuk berpikir positif tentang keramat ini , jagan sampai kita berpikiran yang negatif , apa lagi kita melakukan ritual yang bersipat syirik.
saya yakin dan percaya memang benar ada nya dunia lain selain dunia yang kita jalani sekarang Dan saya bisa merasakannya saat memasuki area keramat itu” ,tutur nya.
MARSITO.